- Back to Home »
- Geografi , konsep , materi , pelajaran »
- KONSEP GEOGRAFI
Posted by : Unknown
Friday, February 22, 2013
Istilah
geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenespada abad ke 1.
Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti
penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai
peletak dasar pengetahuan geografi. Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru
yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu penyajian
melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus
mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara
umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas
Ptolomaeus’.
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat.
Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang
geograf terkenal dari USA yaituEllsworth Hunthington. Di Perancis faham
posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache,
sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re devie”. Perbedaan kedua faham
tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif
sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme
memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam
untuk menunjang hidupnya.
Setiap
manusia memiliki Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang
berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian
geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi
dan dengan demikian diharapkan dapat menyingkap inti masalah atau pokok kajian
geografi.
- Definisi 1: Preston e James berpendapat bahwa, “Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.
- Definisi 2: “Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini dikemukakan olehUllman (1954), dalam bukunya yang berjudul Geography a Spatial Interaction.
- Definisi 3: Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Definisi ini dikemukakan oleh Maurice Le Lannou (1959). Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.
- Definisi 4: Paul Claval (1976) berpendapat bahwa ‘Geografi selalu ingin menjelaskan gejala-gejala dari segi hubungan keruangan’.
- Definisi 5: Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Kalau
kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari
geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan.
Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak
ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
- bumi sebagai tempat tinggal;
- hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
- dimensi ruang dan dimensi historis; dan
- pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).
- Konsep Esensial Geografi
a.
Konsep Lokasi
Dalam
studi Geografi orang selalu menyebut lokasi. Ada dua pengertian lokasi, yaitu
lokasi absolute dan lokasi relative. Lokasi absolute adalah lokasi yang
berkenaan dengn posisi menurut koordinat garis bujur dan garis lintang.
Misalnya letak astronomis Indonesia berada pada posisi 950 BT - 1410 BT dan 60
LU – 110 LS. Lokasi relative adalah lokasi berdasarkan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, letak Indonesia diantara benua Asia dan benua Australia.
b.
Konsep Jarak
Jarak
mempunyai arti penting dalam kehidupan social ekonomi. Dalam Geografi jarak
dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometri yang dinyatakan dalam satuan
panjang seperti kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu
(jarak tempuh).
c.
Konsep Keterjangkauan
Mudah
atau sulitnya suatu lokasi untuk dijangkau, dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan
kondisi tempat. Misalnya, daerah pegunungan yang memiliki jaln setapak tentu
saja merupakan daerah yang sulit untuk dijangkau.
d.
Konsep Pola
Pola
adalah tatanan geometri yang beraturan, pola dapat berbentuk garis linier, acak
dan tersebar. Misalnya, pola pemukiman penduduk sepanjang jalan raya, atau
sungai yang digunakan untuk lalu lintas, cenderung memanjang mengikuti jalan
raya atau sungai.
e.
Konsep Geomorfologi
Geomorfologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukan bumi. Ilmu geografi tidak
dapat lepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti lembah, bukit, gunung
dan dataran. Hal ini karena permukaan bumi merupakan objek studi geografi.
f.
Konsep Aglomerasi
Aglomerasi
adalah kecenderungan mengelompokkan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas
manusia. Misalnya, pengelompokkan permukiman daerah kumuh (slum), permukiman
daerah elit dan pengelompokan pusat perdagangan.
g.
Konsep Perbedaan Wilayah
Satu
wilayah dengan wilayah lainnya tentu ada perbedaan baik fisik maupun social.
Adanya perbedaan keruangan ini akan menyebabkan terjadinya hubungan atau
interaksi antar wilayah. Misalnya perbedaan antara kondisi di pedasaan dan
perkotaan.
h.
Konsep Nilai Kegunaan
Nilai
kegunaan suatu sumber bersifat relative. Misalnya, wilayah pantai landai yang
bersih dan jernih airnya, berpasir putih, belum tentu berarti bagi penduduk
setempat yang berorientasi pada pemanfaatan sumber di daratan yang sederhana.
Sebaliknya, bagi orang kota yang setiap hari sibuk, hidup berkecukupan, tinggal
di kota yang sehari-hari selalu ramai, pantai seperti itu mempunyai nilai
kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi.
i.
Konsep Interaksi
Interaksi
adalah terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara satu gejala dengan
gejala lainnya. Misalnya, perbedaan antara kondisi daerah pedesaan dan daerah
perkotaan. Akibatnya terjadi hubungan antara pedesaan dan perkotaan, seperti
terjadinya urbansasi, barang, dan informasi.
j.
Konsep Keterkaitan Ruangan
Keterkaitan
keruangan merupakan keterkaitan antara suatu fenomena dan fenomena yang lain.
Misalnya, hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dan ketebalan
lapisan tanah serta hubungan antara daerah berbatuan kapur dan kesulitan air.
2.
Perkembangan Ilmu Geografi
Pandangan
geografi mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu sehingga
definisinya berubah. Pandangan geografi dibedakan menjadi lima bagian yaitu:
a.
Pandangan Geografi Klasik
Pada
zaman yunani kuno pengetahun manusia tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh
mitologi. Namun, sejak abad ke-6 SM pengaruh mitlogi it uterus berkurang
semakin dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga pengetahuan tentang bumi
mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti dan logika. Salah satu bukti bahwa
pengetahuan telah didasarkan pada logika adalah telah adanya usaha untuk
menjelaskan tentang suatu wilayah termasuk perilaku manusianya.
Orang
yang pertama kali menguraikan seluk-beluk keadaan suatu tempat adalah Herodotus
(485-428 SM). Herodotus membuat laopran perjalanannya selama melakukan
penjelajahan benua dan samudera disertai dengan gambar-gambar dan peta. Laporan
perjalanan tersebut dinamakan logografi.
Thales
(640-548 SM) beranggapan bahwa bumi berbentuk keeping silinder yang terapung di
atas air. Seabad kemudian pendapat Thales tidak dipakai lagi karena adanya
pendapat baru yang dikemukan oleh Parmenides, yaitu bentuk bumi sebenarnya
adalah bulat.
Heraclides
(sekitar 320 SM) mengemukakan bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke
timur. Selain itu diketahui pul adanya zona iklim, meskipun belum diketahui
penyebabnya adalah letak sumbu bumi yang miring.
Strabo
(64-20SM) dalam bukunya yang berjudul Geographica menjelaskan bahwa studi
geografi tidak hanya mempelajari bentuk dan dimensi wilayah, tetapi juga
tentang lokasinya. Selain itu juga mempelajari korelasi antara manusia dan
lingkungan alamnya.
Claudius
Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis (pertengahan abad
ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu bentuk penyajian dengan peta
terhadap sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum. Menurut
Ptolomeus geografi lebih mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat
kuantitatif. Ptolomeus juga merupakan seorang ahli dalam pembuatan peta. Dia
menyumbangkan sejumlah kumpulan peta yang kemudian dikenal dengan atlas
Ptolomeus.
Seorang
ahli filsafat dari arab Ibnu Khaldun (1332-1406), menulis buku sejarah yang
dapat dikatakan sebagai embrio ilmu kemasyarakatan. Ibnu Khaldun yang memperhatikan
permasalahan irigasi, kehidupan bangsa nomad dan aktivitas perdagangan di
daerah gurun. Ibnu Khaldun juga menguraikan penyebab munculnya
kerajaan-kerajaan islam dan meramalkan ambruknya kerajaan-kerajaan tersebut.
Ibnu Khaldun termasuk ahli geografi yang telah menunjukkan contoh cara
menguraikan pengaruh lingkungan alam terhadap masyarakat disuatu wilayah.
b.
Pandangan Geografi Modern (abad ke-18)
Pandangan
geografi modern pada awalnya dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804).
Menurut Kant, geografi merupakan disiplin ilmiah yang objek studinya adalah
benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan berasosiasi
dalam ruang (space).
Alexander
von Humboldt (1769-1859) lebih berminat pada kajian fisik dan biologi. Humboldt
adaah seorang ahli geografi asal Jerman yang melkukan perjalanan ke benua
Amerika. Hasil dari perjalanannya itu adalah sebuah deskripsi tentang hubungan
antara ketinggian tempat dan vegetasi yang mendiaminya. Namun demikian,
Humboldt juga tetap mmemperhatikan keberadaan manusia antara lain perhatiannya
tentang kebudayaan penduduk asia dan kebudayaan penduduk amerika.
Karl
Ritter (1779-1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran Humboldt, yaitu
menjelaskan kegiatan manusia dalam suatu wilayah. Ritter menganggap permukaan
bumi sebagai tempat tinggal manusia dan menggolongkannya menjadi wilayah
alamiah, terutama berdasarkan bentang alamnya, serta mempelajari unit wilayah
tersebt bagi masyarakat yang akan menempati atau pernah menempati.
c.
Pandangan Geografi akhir abad ke-19
Pada
akhir abad ke-19 pandangan geografi dipusatkan terhadap iklim tumbuhan dan
hewan (biogeografi) terutama pada bentng alamnya. Perhatian utama geografi pada
masa ini adalah gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala social atau manusia
tidak mengalami kemajuan. Perhatian geografi terhadap manusia pada akhir abad
ke-19 mengacu pada pandangan Ritter, yaitu mengkaji hubungan manusia dengan
lingkungannya.
George
Peskins Marsh (1801-1882) adalah seorang ahli geografi dari Amerika Serikat
yang perhatiannya adalah tentang pentingnya melakukan konservasi terhadap
sumber daya. Marsh menekankan bahwa bukan permukaan bumi yang menentukan
kehidupan manusia, tetapi manusia yang mengubah permukaan bumi untuk
kehidupannya yang lebih baik. Akan tetapi, keadaan yang lebih buruk dapat
terjadi apabila manusia merusak lingkungan alamnya.
John
Wisley Powell (1834-1902) adalah juga seorang ahli geografi dari Amerika
Serikat yang mempelajari bentang alam dan sumber daya air untuk dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Friedrich
Ratzel (1844-1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan
manusia. Ratzel dikenal tokoh geografi yang berpaham fisik determinis.
Pendapatnya yang terkenal adalah alam sangat menentukan kehidupan manusia.
d.
Pandangan Geografi abad ke-20
Salah
satu cirri pandangan geografi pada abad ke-20 adalah kajiannya yang bercorak
social budaya. Pandangan yang bercorak social budaya itu merupakan reaksi atas
dominasi geografi alam hingga akhir abad ke-19.
Vidal
de la Blache (1854-1918) mengemukakan pendapatnya bahwa dalam kajian geografi
harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena tujuan geografi adalah
interaksi antara manusia dan lingkungan fisiknya. Oleh karena itu, konsep
geografi yang dikemukakan Vidal adalah kewilayahan.
Menurut
Vidal faktor yang menentukan kehidupan manusia bukan hanya alam, melainkan
genre de vie, yaitu pada dasarnya manusia dapat mempengaruhi faktor alam secara
aktif dalam memenuhi kebutuhannya.
e.
Pandangan Geografi Mutakhir
E.A.
Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa metode analisis dapat digunakan
dalam kajian geografi selama analisis trsebut mampu menyelesaikan permasalahan
yang terjadi. Wrigley juga berpendapat bahwa geografi adalah disiplin ilmiah
yang berorientasi pada masalah (problem oriented) dalam mengkaji interaksi
antara manusia dan lingkungannya.
Pandangan
geografi mutakhir juga dikemukakan oleh ahli geografi dari Inggris Roger
Minshull (1970), bahwa geografi adalah studi tentang tempat, ruang, sebaran dan
susunan dalam ruang.
Pandangan
geografi mutakhir juga ditandai oleh adanya kajian-kajian geografi yang
bersifat tematik dalam suatu wilayah, terutama interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Kajian tersebut telah menggunakan metode statistic dan
pemanfaatan computer untuk menganalisis dan menyimpan data.
f.
Geografi Ortodoks dan Geografi Terintegrasi
Perbedaan
pandangan terhadap geografi menghasilkan pengertian yang berbeda-beda sehingga
tidak dapat diterima setiap orang. Akan tetapi, meskipun pandangan para ahli
berbeda-beda terhadap geografi, mereka mengakui adanya element-element yang
sama dalam geografi, yaitu sebagai berikut:
Para
ahli geografi mengakui adanya persamaan dengan ahli ilmu pengetahuan bumi
(Earth Science) yang lain karena wilayah kajiannya sama, yaitu permukaan bumi
dan bukan ruang yang bersifat abstrak. Menurut para ahli geografi permukaan
bumi merupakan lingkungan hidup bagi manusia yang dapat mempengaruhi
kehidupannya dengan mengubah dan membangunnya.
Para
ahli geografi mempunyai perhatian sama yaitu persebaran manusia dalam ruang dan
hubungan manusia dengan lingkungannya. Para ahli geografi mengkaji cara tentang
pengelolaan wilayah yang tepat untuk memanfaatkan ruang dan sumber daya.
Para
ahli geografi mengakui adanya unsur-unsur yang sama dalam geografi, antara lain
jarak, interksi, gerakan (mobilitas) dan persebaran.
Adanya
persamaan-persamaan dalam kajian geografi berpengaruh terhadap perkembangan
topic yang berhubungan dengan geografi. Oleh karena itu, pada saat ini kajian
geografi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu geografi ortodoks dan geografi
terintegrasi.
geografi
ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu wilayah (Geografi
Regional) dan analisa terhadap sifat-sifat sistematiknya (Geografi Sistematik).
Geografi ortodoks dibagi menjadi lima bagian sesuai dengan topic-topiknya,
yaitu sebagai berikut:
- Geografi fisik yaitu, geografi yang melakukan kajian terhadap fenomena-fenomena fisik geosfer dan lingkungannya. Geografi fisik antara lain meliputi geologi, geomorfologi, hidrologi, oseanografi, klimatologi, meteorology dan pedologi.
- Geografi manusia yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap aktivitas manusia, antara lain meliputi geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi social, geografi pedesaan dan geografi perkotaan.
- Geografi regional yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap perwilayahan (zona) dan cultural. Geografi perwilayahan (zona) antara lain terdiri dari geografi tropika, daerah arid dan daerah kutub. Geogarfi cultural antara lain terdiri dari geografi asia tenggara, amerika latin dan Eropa Barat.
- Geografi teknik, yaitu geograf yang melakukan kajian terhadap bidang teknik dalam geografi, antara lain terdiri dari kartografi, penginderaan jauh dan metode kuantitatif geografi.
- Geografi filsafat yaitu geografi yang melkukan kajian terhadap hakikat, sebab, asal dan hokum yang brkenaan dengan bidang geografi, antara lain metodologi geografi dan geografi sejarah.
g.
Geografi Terintegrasi
Adalah
kajian geografi dengan jalan memadukan antara elemen-elemen geografi sistematik
dan geografi regional sehingga disebut juga geografi terpadu. Oleh karena itu,
didalam kajiannya geografi terintegrasi menggunakan tiga analisis, yaitu
analsis keruangan, kelingkungan dan wilayah.