- Back to Home »
- Bahasa Indonesia , Contoh , Definisi , Jenis , Macam , Majas , Pengertian »
- Pengertian Majas dan Macam - Macam Majas
Posted by : Unknown
Sunday, September 30, 2012
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Jenis-jenis Majas
A. Majas perbandingan
- Alegori: Menyatakan dengan
cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing,
yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala
sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
- Alusio: Pemakaian ungkapan
yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh:
Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
- Simile: Pengungkapan dengan
perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung,
seperti layaknya, bagaikan, " umpama",
"ibarat","bak", bagai".
contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
- Metafora: Gaya Bahasa yang
membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang
sama atau hampir sama.
contoh:
Cuaca mendung karena sang raja siang
enggan menampakkan diri.
- Antropomorfisme: Metafora yang
menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk
hal yang bukan manusia.
- Sinestesia: Majas yang berupa
suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa
indra lainnya.
- Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama
diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
- Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan
sifat atau pekerjaan orang.
- Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan
nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
- Hipokorisme: Penggunaan nama
timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
- Litotes: Ungkapan berupa
penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh:
Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
- Hiperbola: Pengungkapan yang
melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk
akal.ah mencapai langit.
Contoh:
Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar tel
- Personifikasi: Pengungkapan dengan
menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan
manusia.
Contoh:
Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
- Depersonifikasi: Pengungkapan dengan
tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
- Pars pro
toto:
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
contoh:Sejak
kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
- Totum pro
parte:
Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
contoh:Indonesia
bertanding volly melawan Thailand.
- Eufimisme: Pengungkapan
kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang
lebih pantas atau dianggap halus.
contoh:Dimana
saya bisa menemukan kamar kecilnya?
- Disfemisme: Pengungkapan
pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
- Fabel: Menyatakan perilaku
binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
contoh:Perilakunya
seperti ular yang menggeliat.
- Parabel: Ungkapan pelajaran
atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
- Perifrasa: Ungkapan yang
panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
- Eponim: Menjadikan nama
orang sebagai tempat atau pranata.
contoh:Kita
bermain ke rumah Ina.
- Simbolik: Melukiskan sesuatu
dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
- Asosiasi: perbandingan
terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh:
Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
B. Majas sindiran
- Ironi: Sindiran dengan
menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta
tersebut.
Contoh:
Suaramu merdu seperti kaset kusut.
- Sarkasme: Sindiran langsung
dan kasar.
- Sinisme: Ungkapan yang
bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia
(lebih kasar dari ironi).
Contoh:
Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
- Satire: Ungkapan yang
menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan
gagasan, kebiasaan, dll.
- Innuendo: Sindiran yang
bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
C. Majas penegasan
- Apofasis: Penegasan dengan
cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
- Pleonasme: Menambahkan
keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan
yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
Saya naik tangga ke atas.
- Repetisi: Perulangan kata,
frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
- Pararima: Pengulangan konsonan
awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
- Aliterasi: Repetisi konsonan
pada awal kata secara berurutan.
- Paralelisme: Pengungkapan dengan
menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
- Tautologi: Pengulangan kata
dengan menggunakan sinonimnya.
- Sigmatisme: Pengulangan bunyi
"s" untuk efek tertentu.
- Antanaklasis: Menggunakan
perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
- Klimaks: Pemaparan pikiran
atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting
meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
- Antiklimaks: Pemaparan pikiran
atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun
kepada hal yang sederhana/kurang penting.
- Inversi: Menyebutkan terlebih
dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
- Retoris: Ungkapan pertanyaan
yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
- Elipsis: Penghilangan satu
atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut
seharusnya ada.
- Koreksio: Ungkapan dengan
menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian
disebutkan maksud yang sesungguhnya.
- Polisindenton: Pengungkapan suatu
kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
- Asindeton: Pengungkapan suatu
kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
- Interupsi: Ungkapan berupa
penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
- Eksklamasio: Ungkapan dengan
menggunakan kata-kata seru.
- Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa
penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
- Preterito: Ungkapan penegasan
dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
- Alonim: Penggunaan varian
dari nama untuk menegaskan.
- Kolokasi: Asosiasi tetap
antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
- Silepsis: Penggunaan satu kata
yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari
satu konstruksi sintaksis.
- Zeugma: Silepsi dengan
menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi
sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
D. Majas pertentangan
- Paradoks: Pengungkapan dengan
menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya
benar.
- Oksimoron: Paradoks dalam satu
frasa.
- Antitesis: Pengungkapan dengan
menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
- Kontradiksi
interminus:
Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya.
- Anakronisme: Ungkapan yang
mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.