- Back to Home »
- acne , jerawat , Kesehatan , wajah »
- Jenis-Jenis Jerawat
Posted by : Unknown
Sunday, November 11, 2012
Jerawat atau acne vulgaris adalah kelainan kulit karena penyumbatan saluran kelenjar sebasea. Kulit mengandung ribuan kelenjar sebasea yang memproduksi sebum (minyak) yang berfungsi melembabkan dan melindungi kulit. Sebum yang diproduksi kelenjar sebasea disalurkan melalui folikel rambut (pori-pori) ke permukaan kulit. Jerawat terjadi ketika sebum yang biasanya keluar ke permukaan kulit itu tersumbat. Kulit wajah memiliki kerapatan kelenjar sebasea yang tinggi, khususnya di daerah hidung, dahi dan pipi. Kelenjar sebasea paling besar terdapat di pertengahan dada dan punggung. Oleh karena itu, jerawat paling sering muncul di wajah, dada dan punggung.
Penyebab jerawat tidak diketahui, tetapi terkait dengan aktivitas hormonal pada usia remaja. Pada umumnya jerawat dimulai pada usia 10 hingga 15 tahun dan akan hilang ketika memasuki usia 25 tahun, namun pada sekitar 7% orang, jerawat berlanjut hingga usia 40 tahun, bahkan 50 tahun. Faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya jerawat adalah ketidakseimbangan hormonal, makanan pemicu, stres dan kurangnya kebersihan kulit yang secara keseluruhannya menimbulkan produksi sebum berlebihan, penyumbatan folikel, infeksi dan kolonisasi bakteri Propionibacterium acne dan peradangan (inflamasi).
Jerawat dapat diklasifikasikan menurut jenis lesinya, apakah ada inflamasi atau tidak.
1. Lesi non inflamasi
a. Follicular cast atau filament
Biasanya terdapat di sisi samping kanan dan kiri hidung yang dipenuhi sebum tersumbat seperti bubur. Dengan penekanan, sumbatan tersebut dapat dikeluarkan.
b. Mikrokomedo
Mikrokomedo terjadi sebelum komedo (sebum yang tersumbat) berubah menjadi whitehead atau blackhead. Jerawat ini tidak terlihat dari permukaan kulit dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
c. Whitehead (Komedo tertutup)
Kelainan berupa bintil kecil dengan lubang kecil atau tanpa lubang karena sebum yang biasanya disertai bakteri menumpuk di folikel kulit dan tidak bisa keluar.
d. Blackhead (Komedo terbuka)
Komedo terbuka biasanya merupakan perkembangan lebih lanjut dari komedo tertutup, terjadi ketika folikel terbuka di permukaan kulit sehingga sebum, yang mengandung pigmen kulit melanin, teroksidasi dan berubah menjadi coklat/hitam. Blackhead dapat berlangsung lama karena proses pengeringan komedo di permukaan kulit berlangsung lambat .
2. Lesi inflamasi
a. Papel (papule)
Papel terjadi ketika dinding folikel rambut mengalami kerusakan atau pecah sehingga sel darah putih keluar dan terjadi inflamasi di lapisan dalam kulit. Papel berbentuk benjolan-benjolan lunak kemerahaan di kulit tanpa memiliki kepala. Jerawat tipe ini sering disebut orang awam sebagai “jerawat batu.”
b. Pustel (pustule)
Pustel terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih keluar ke permukaan kulit. Pustel berbentuk benjolan merah dengan titik putih atau kuning di tengahnya yang mengandung sel darah putih.
c. Nodul (nodule)
Bila folikel pecah di dasarnya maka terjadi benjolan radang yang besar yang sakit bila disentuh. Nodus biasanya terjadi akibat rangsang peradangan oleh fragmen rambut yang berangsung lama.
d. Abses
Kadang beberapa papel atau pustel mengalami pengelompokan dengan membentuk abses yang berwarna kemerahan, nyeri dan cenderung mengeluarkan bahan berupa campuran darah, nanah dan sebum. Pada proses penyembuhan kelainan ini meninggalkan jaring parut yang luas.
e. Sinus
Jenis jerawat paling berat (acne konglobata). Sering terdapat di lekukan samping hidung, hidung, rahang dan leher. Kelainan berupa garis linier dengan ukuran panjang bisa mencapai 10 cm dan mengandung beberapa saluran sinus atau fistel yang menghubungkan sinus dengan permukaan kulit. Penyembuhan jerawat ini memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahun dan dapat kambuh lagi bila mengalami proses inflamasi. Sinus harus ditangani dengan pembedahan.
source. majalahkesehatan.com