- Back to Home »
- Aneh , Fenomena , manusia »
- 10 Fenomena Aneh yang Terjadi Dalam Pikiran Manusia
Posted by : Unknown
Monday, November 5, 2012
1. Déjà vu
Deja vu adalah pengalaman tertentu akan sesuatu yang sedang
berlangsung di mana anda sudah mengalaminya atau melihat situasi baru itu
sebelumnya – anda merasa seolah-olah peristiwa telah terjadi atau sedang
mengulanginya.
Pengalaman itu biasanya disertai oleh perasaan yang kuat seperti
sudah mengenal dan suatu perasaan berupa kengerian, asing, atau aneh.
Pengalaman “yang sebelumnya” ini biasanya berhubungan dengan mimpi, tetapi
kadangkadang ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah terjadi di masa lalu.
2. Deja Vecu
Deja vecu (Dibaca deya vay-koo) adalah apa yang dialami banyak
orang ketika mereka berpikir sedang mengalami deja vu. Deja vu adalah perasaan
telah melihat sesuatu sebelumnya, sedangkan deja vecu adalah pengalaman setelah
melihat suatu peristiwa sebelumnya, tapi hanya di dalam detil yang besar –
seperti mengenali bau-bauan dan bunyi-bunyian.
Hal ini juga biasanya disertai oleh suatu perasaan yang sangat
kuat akan pengetahuan sesuatu yang akan datang kemudian. Pengalaman yang pernah
terjadi – tidak hanya mengenal apa yang akan datang berikutnya – tetapi juga
mampu mengatakan kepada orang di sekitar apa yang akan datang itu, dan biasanya
itu adalah benar. Ini sangat aneh dan sensasi yang tidak bisa dijelaskan.
3. Deja Visite
Deja Visite adalah pengalaman yang hanya sedikit orang
mengalaminya di mana melibatkan suatu pengetahuan gaib akan suatu tempat yang
baru. Sebagai contoh, anda mungkin pernah mengetahui jalur jalan di suatu kota
yang baru anda datangi atau pemandangannya meskipun tidak pernah ke sana
sebelumnya, dan anda yakin mustahil mempunyai pengetahuan tentang itu.
Kalau Deja Visite tentang hubungan-hubungan geografis dan ruang,
selagi Deja Vecu adalah tentang kejadian-kejadian sementara waktu. Nathaniel
Hawthorne menulis tentang sebuah pengalaman seperti ini di dalam bukunya “Our
Old Home” di mana dia mengunjungi sebuah benteng yang sudah hancur dan
mempunyai pengetahuan lengkap mengenai denah tata letaknya. Ia kemudiannya
mampu melacak pengalaman itu dalam sebuah puisi karangan Alexander Pope yang
dibacanya beberapa tahun kemudian. Puisi itu menggambarkan keadaan benteng itu
dengan akurat persis seperti yang diketahuinya.
4. Deja Senti
Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Kejadiannya
contohnya seperti ini : “Kamu merasa pernah mengatakan sesuatu, dipikiran kamu
mengatakan, “Oh iya aku ngerti!” atau “Oh iya aku ingat!” tapi 1 atau 2 menit
kemudian kamu akan sadar kalau kamu sebenarnya tidak pernah mengatakan apa-apa”.
5. Jamais Vu
Jamais vu (tidak pernah melihat) digambarkan sebagai sebuah
situasi sudah pernah dikenal tapi tidak bisa mengenali. Hal itu sering dianggap
sebagai kebalikan dari deja vu dan menimbulkan perasaan ngeri dan takut. Anda
tidak mengenali sebuah situasi meskipun anda mengetahui secara rasional bahwa
anda telah berada di dalam situasi itu sebelumnya. Secara umum dapat dijelaskan
ketika seseorang beberapa saat tidak mengenali seseorang, kata, atau tempat
yang sebetulnya sudah diketahuinya. Ini menjadikan orang percaya bahwa jamais
vu merupakan sejenis gejala dari kelelahan otak.
6. Presque Vu
Presque vu sering diungkapkan dengan kata-kata, “serasa sudah di
ujung lidah” – merupakan perasaan yang kuat bahwa anda akan mendapatkan
petunjuk atau ilham akan apa yang terlupa, tapi tidak pernah datang. Istilah
“presque vu” artinya “hampir melihat”. Sensasi presque vu dapat sangat
mengacaukan perasaan dan pikiran, dan seringkali orang susah tidur dibuatnya.
7. L esprit de l Escalier
L’esprit de l’escalier adalah rasa untuk berpikir suatu komentar
balasan yang cerdas ketika hal itu sudah terlambat untuk disampaikan. Ungkapan
itu dapat digunakan untuk menguraikan tentang komentar balasan yang cepat
terhadap penghinaan, atau setiap komentar pintar dan jenaka, walaupun
kedatangannya sudah terlambat dan tidak berguna lagi.
Sebuah kata dari bahasa Jerman treppenwitz digunakan untuk maksud
yang sama. Ungkapan yang terdekat di dalam bahasa Inggris untuk menguraikan
situasi ini adalah “being wise after the event atau menjadi bijaksana setelah
kejadian.
Peristiwa itu biasanya disertai oleh perasaan penyesalan karena
tidak terpikirkan sebelumnya untuk memberikan komentar balasan yang cepat di
saat diperlukan. Tapi mungkin lebih bijaksana kalau kita berpikir bahwa balasan
itu mungkin bisa merunyamkan hubungan. Tuhan menyintai orang yang sabar dan
menahan diri.
8. Capgras Delusion
Capgras delusion adalah fenomena di mana seseorang percaya bahwa
sahabat karib atau keluarganya sudah berganti identitas seperti seorang penipu.
Hal ini berhubungan dengan kepercayaan kuno bahwa bayi-bayi telah dicuri dan
digantikan oleh peri penculik anak dalam dongeng-dongeng di abad pertengahan,
seperti juga khayalan modern mengenai makhluk asing atau alien yang mengambil
alih tubuh dari orang-orang di bumi untuk dijadikan sekutu mereka.
Khayalan ini ditemukan paling umum pada pasien berpenyakit jiwa,
tetapi tidak menutup kemungkinan itu juga sudah mengacaukan pikiran anda.
9. Fregoli Delusion
Fregoli Delusion adalah fenomena otak yang jarang terjadi, di mana
seseorang mempercayai bahwa orang-orang yang berbeda, sesungguhnya adalah orang
yang sama yang sedang menyamar. Hal itu sering dihubungkan dengan paranoid dan
kepercayaan bahwa orang yang menyamar itu sedang berusaha untuk menganiaya
dirinya. Kondisi itu diberi nama seperti aktor Italia, Leopoldo Fregoli yang
terkenal dengan kemampuannya untuk merubah diri secara cepat selama
penampilannya aktingnya.
Laporan pertama di 1927 dalam sebuah studi kasus pada seorang
wanita berusia 27 tahun yang percaya dia sedang dianiaya oleh dua yang aktor
yang sering dilihatnya di sebuah teater. Dia percaya kalau orang-orang ini
“mengejarnya terus-menerus dengan berubah wujud seperti orang-orang yang dikenalnya
.
10. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah fenomena di mana seseorang tidak mampu
mengenali wajah-wajah orang atau obyek yang seharusnya sudah dikenal.
Orang-orang yang mengalami kekacauan ini biasanya mampu menggunakan perasaan
lainnya untuk mengenali orang-orang, seperti bau parfum seseorang, bentuk atau
gaya rambut, suara, atau bahkan gaya berjalan mereka. Suatu kasus yang klasik
dari kekacauan ini dimuat dalam sebuah buku yang terbit tahun 1998 dan pernah
ditampilkan dalam bentuk opera Michael Nyman berjudul “The man who mistook his
wife for a hat atau orang yang keliru akan istrinya karena topinya.”
Kita mempunyai beberapa pengalaman akan perasaan, yang datang
kepada kita beberapa saat, dari apa yang kita katakan, dilakukan setelah
dikatakan atau dilakukan sebelumnya, di suatu waktu yang lampau – dari hal-hal
di sekeliling kita, berupa masa lalu, dengan wajah-wajah sama, benda-benda, dan
keadaan – dari pengetahuan kita yang sempurna akan apa yang akan dikatakan
nanti, seolah-olah kita tiba-tiba mengingatnya! – Charles Dickens.
source. beritaunik.net